Sunday , November 16 2025
Beberapa Jenis Helm yang Bisa Berbahaya Jika Digunakan

Beberapa Jenis Helm yang Bisa Berbahaya Jika Digunakan

Helm adalah perlengkapan keselamatan paling penting bagi pengendara motor seperti Beat 2025. Fungsinya bukan sekadar pelengkap aturan lalu lintas, melainkan pelindung kepala dari benturan ketika terjadi kecelakaan. Namun, tidak semua helm memberikan perlindungan yang baik.

Ada beberapa jenis helm yang justru bisa berbahaya bila digunakan, terutama yang kualitasnya rendah atau tidak sesuai standar.

Di sisi lain, memilih helm yang tepat juga tidak boleh sembarangan. Helm yang bagus bukan hanya nyaman dipakai, tetapi juga memenuhi standar keselamatan. Lalu, apa saja jenis helm yang sebaiknya dihindari, dan helm seperti apa yang paling baik digunakan?

Jenis Helm yang Bisa Berbahaya Jika Digunakan

1. Helm Non-SNI atau Tanpa Sertifikasi

Helm yang tidak memiliki label SNI (Standar Nasional Indonesia), DOT, atau ECE biasanya tidak melalui uji kelayakan. Artinya, helm tersebut belum tentu mampu melindungi kepala dengan baik saat terjadi benturan. Menggunakan helm non-standar sangat berisiko karena daya tahannya rendah.

2. Helm Cuma Aksesoris (Helm Cetok/Helm Mainan)

Ada jenis helm yang bentuknya kecil, mirip helm proyek atau helm cetok. Helm semacam ini banyak dijual murah dan sering dipakai hanya agar tidak ditilang polisi. Sayangnya, helm ini tidak memiliki lapisan pelindung yang memadai sehingga tidak ada gunanya saat kecelakaan.

3. Helm Retak atau Pernah Mengalami Benturan

Helm yang sudah retak atau pernah terbentur keras sebaiknya tidak digunakan lagi. Struktur helm yang rusak tidak akan mampu menyerap energi benturan dengan baik. Walaupun retakannya kecil dan tidak terlihat jelas, kekuatan helm sudah berkurang.

4. Helm Kedodoran atau Terlalu Longgar

Ukuran helm juga menentukan keselamatan. Helm yang terlalu besar atau longgar mudah terlepas saat terjadi kecelakaan. Selain itu, helm yang tidak pas membuat kepala tidak terlindungi dengan benar, bahkan bisa menambah cedera akibat gesekan.

5. Helm dengan Visor Buram atau Gores

Visor atau kaca helm yang sudah buram, penuh goresan, atau menguning bisa mengganggu pandangan pengendara. Hal ini sangat berbahaya, terutama saat berkendara malam hari atau hujan, karena visibilitas menurun drastis.

6. Helm Murah Berkualitas Rendah

Harga murah tidak selalu berarti jelek, tetapi banyak helm di pasaran dijual dengan harga sangat rendah karena dibuat dari bahan plastik tipis tanpa standar keamanan. Helm seperti ini hanya menipu mata, tampak seperti helm asli tetapi tidak memberi perlindungan sama sekali.

Helm Seperti Apa yang Bagus dan Aman?

1. Helm Bersertifikasi (SNI, DOT, atau ECE)

Pastikan helm memiliki sertifikasi keselamatan resmi. Di Indonesia, minimal ada label SNI. Sertifikasi ini menandakan helm sudah lolos uji benturan, kekuatan tali, dan material. Untuk keamanan lebih, helm berlabel ECE atau DOT biasanya sudah diakui secara internasional.

2. Helm Full Face

Helm full face adalah pilihan paling aman karena menutup seluruh bagian kepala, termasuk dagu. Statistik menunjukkan helm full face memberi perlindungan lebih baik dibandingkan half face, terutama untuk benturan di bagian wajah.

3. Helm Half Face Standard

Jika merasa kurang nyaman dengan full face, helm half face bersertifikasi juga bisa dipakai. Meskipun perlindungan dagu tidak maksimal, helm half face tetap lebih baik daripada helm open face kecil atau non-standar.

4. Helm dengan Ukuran yang Pas

Helm yang baik harus pas di kepala, tidak longgar dan tidak terlalu sempit. Ukuran yang pas membuat helm stabil, tidak mudah terlepas, dan nyaman dipakai dalam waktu lama.

5. Busa dan Tali yang Berkualitas

Helm yang bagus memiliki busa pelindung tebal, empuk, dan bisa dilepas untuk dicuci. Tali pengikatnya juga harus kuat dan mudah dikunci, sehingga helm tetap menempel erat saat berkendara.

6. Visor Jernih dan Anti Gores

Visor helm yang baik harus jernih, tidak buram, dan tahan gores. Beberapa helm bahkan dilengkapi visor ganda (clear dan dark) yang bisa disesuaikan untuk siang atau malam.

Tips Memilih dan Merawat Helm

  • Pilih helm sesuai jenis berkendara (full face untuk touring, half face untuk perkotaan).
  • Jangan tergoda helm murah tanpa standar keselamatan.
  • Ganti helm setiap 3–5 tahun atau jika pernah terbentur keras.
  • Bersihkan visor dan busa secara rutin agar nyaman dipakai.
  • Selalu gunakan tali pengikat, karena helm tanpa dikunci tidak berguna.

Menggunakan helm non-standar, retak, longgar, atau sekadar helm mainan sangat berbahaya dan tidak memberikan perlindungan berarti. Sebaliknya, helm yang bagus adalah helm bersertifikasi, memiliki ukuran pas, busa tebal, visor jernih, serta tali pengikat yang kuat.

Hal yang perlu diperhatikan saat memiliki motor Beat 2025 atau jenis motor lainnya, bukan hanya soal kemampuan mengendarai motor, namun juga perlengkapan dalam berkendara yang menjaga pengendara tetap selamat.

Jangan anggap sepele, karena helm adalah pelindung pertama dan terakhir bagi kepala. Memilih helm yang tepat berarti melindungi nyawa Anda di jalan.