Sunday , March 16 2025
Kuliner Tradisional yang Hampir Punah dan Wajib Dicoba

Inilah 10 Kuliner Tradisional yang Hampir Punah dan Wajib Dicoba

Pernah nggak sih kamu mendengar cerita dari orang tua tentang makanan zaman dulu yang sekarang sudah jarang ditemukan? Kuliner tradisional memang punya daya tarik tersendiri, bukan cuma soal rasa, tapi juga sejarah dan budaya di baliknya. Sayangnya, nggak semua makanan khas ini bisa bertahan menghadapi zaman. Sebagian besar mulai langka dan bahkan hampir punah karena kurangnya peminat serta sulitnya bahan baku. Nah, kalau kamu penasaran dengan makanan-makanan ini, yuk cek website untuk mencari tahu lebih lanjut tentang kuliner yang masih bisa kamu temukan sebelum benar-benar hilang.

Indonesia itu kaya banget dengan ragam kuliner, dari Sabang sampai Merauke, setiap daerah punya makanan khasnya sendiri. Tapi nggak bisa dipungkiri, beberapa di antaranya mulai menghilang karena berbagai alasan. Bisa jadi karena proses pembuatannya yang rumit, bahan-bahan yang sulit didapat, atau masyarakat yang mulai lebih suka makanan instan. Sebelum semuanya benar-benar lenyap, ini dia daftar kuliner tradisional Indonesia yang hampir punah tapi wajib banget kamu coba!

1. Gabus Pucung – Betawi

Gabus Pucung adalah makanan khas Betawi yang menggunakan ikan gabus sebagai bahan utama. Ikan ini dimasak dengan kuah pucung atau kluwak yang memberikan warna hitam pekat dan rasa khas. Sayangnya, Gabus Pucung semakin sulit ditemukan karena populasi ikan gabus yang menurun dan semakin sedikitnya warung makan yang menyajikannya.

2. Sayur Babanci – Betawi

Sama seperti Gabus Pucung, Sayur Babanci juga berasal dari Betawi. Uniknya, meskipun namanya “sayur,” makanan ini sebenarnya lebih mirip gulai karena tidak mengandung sayur sama sekali. Dibuat dengan campuran santan, daging sapi, dan berbagai rempah, Sayur Babanci kini sangat sulit ditemukan bahkan di Jakarta sekalipun.

3. Gulo Puan – Palembang

Dulunya, Gulo Puan adalah makanan khas bangsawan di Palembang. Dibuat dari susu kerbau yang dimasak dengan gula hingga mengental seperti karamel, makanan ini punya cita rasa unik dan tekstur lembut. Namun, karena berkurangnya jumlah peternak kerbau di Palembang, Gulo Puan kini semakin langka.

4. Kidu – Flores

Kalau kamu belum pernah dengar tentang Kidu, ini adalah makanan khas Flores yang terbuat dari ulat sagu. Mungkin terdengar ekstrem, tapi bagi masyarakat setempat, Kidu adalah makanan lezat yang kaya protein. Namun, dengan berkurangnya pohon sagu di beberapa daerah, Kidu semakin sulit ditemukan.

5. Bassang – Sulawesi Selatan

Bassang adalah bubur khas Sulawesi Selatan yang terbuat dari jagung pulut dan santan. Makanan ini biasanya disajikan sebagai sarapan atau camilan sore hari. Sayangnya, karena jagung pulut semakin sulit didapat, Bassang kini mulai jarang ditemukan di luar daerah asalnya.

6. Sate Bulayak – Lombok

Sate Bulayak mungkin masih bisa ditemukan di Lombok, tapi tidak sepopuler sate ayam atau sate kambing. Yang membuat sate ini unik adalah lontongnya yang dibungkus dengan daun aren, memberikan aroma khas yang berbeda dari lontong biasa.

7. Jadah Tempe – Yogyakarta

Jadah Tempe adalah makanan khas Kaliurang, Yogyakarta, yang mengombinasikan jadah (ketan) dan tempe bacem. Perpaduan rasa manis, gurih, dan tekstur kenyal membuatnya unik. Sayangnya, karena tren kuliner yang berubah, makanan ini semakin jarang dijual di luar daerah Kaliurang.

8. Kue Rangi – Betawi

Kue Rangi adalah jajanan tradisional Betawi yang terbuat dari tepung sagu dan kelapa parut, disajikan dengan gula merah cair. Karena banyaknya jajanan modern, Kue Rangi semakin tersisih dan kini sulit ditemukan di pasar tradisional.

9. Nasi Grombyang – Pemalang

Makanan ini mirip dengan rawon, tetapi dengan kuah yang lebih encer dan rasa yang lebih ringan. Sayangnya, hanya sedikit rumah makan yang masih menjual Nasi Grombyang karena proses pembuatannya yang cukup rumit.

10. Kerak Telor – Betawi

Dulu, Kerak Telor sering ditemukan di berbagai acara besar di Jakarta. Namun, sekarang pedagangnya semakin sedikit karena makin berkurangnya peminat. Padahal, makanan ini sangat khas dengan campuran telur, beras ketan, dan ebi yang dibakar hingga renyah.

Kenapa Kuliner Tradisional Bisa Punah?

Ada beberapa alasan kenapa makanan-makanan khas ini semakin sulit ditemukan:

  • Kurangnya generasi penerus – Banyak anak muda yang tidak tertarik untuk melanjutkan usaha kuliner tradisional.
  • Bahan baku yang semakin langka – Beberapa makanan memerlukan bahan tertentu yang sulit didapatkan.
  • Persaingan dengan makanan modern – Kuliner cepat saji lebih praktis dan disukai oleh banyak orang.
  • Proses pembuatan yang rumit – Banyak makanan tradisional yang memerlukan waktu lama dalam proses pembuatannya.

Bagaimana Cara Melestarikan Kuliner Tradisional?

Jika kamu ingin kuliner khas Indonesia tetap bertahan, ada beberapa cara yang bisa dilakukan:

  • Coba dan kenalkan ke orang lain – Semakin banyak orang yang mengenal dan menyukai makanan ini, semakin besar kemungkinan untuk bertahan.
  • Dukung penjual makanan tradisional – Daripada membeli makanan cepat saji, coba cari penjual makanan khas di daerahmu.
  • Belajar membuat sendiri – Beberapa makanan tradisional sebenarnya cukup mudah dibuat di rumah.
  • Promosikan melalui media sosial – Foto dan bagikan pengalamanmu menikmati kuliner tradisional agar lebih banyak orang tertarik.

Kuliner tradisional Indonesia adalah bagian dari warisan budaya yang harus dijaga. Meskipun beberapa makanan mulai langka, bukan berarti kita tidak bisa melakukan sesuatu. Dengan mencicipi, mendukung penjual, dan membagikan informasi, kita bisa membantu agar makanan-makanan ini tetap lestari. Jadi, sebelum benar-benar punah, yuk coba kuliner tradisional yang masih ada! Siapa tahu kamu bisa menemukan makanan favorit baru yang belum pernah dicoba sebelumnya!